Bagian II Sejarah Editing Film : Yasujiro Ozu (Graphical Match & Flowing in Editing)

Peletakkan kamera film-film Yasujiro Ozu memang tidak seperti yang dikenal oleh banyak pembuat film di dunia. Dia bisa meletakkan kamera dimanapun seolah tanpa gangguan. Namun setidaknya ada dua hal yang sangat konsisten dipertahankannya dakan setiap filmnya, yaitu :

1. Graphical Continuity (Kesinambungan Grafis)

Keuntungan Ozu dalam merangkai aspek grafis (presentasi visual pada sebuah permukaan) adalah bentuk elemen-elemen visual di Jepang, baik elemen rumah, gapura, patung-patung dan lainnya yang cenderung memiliki keterpaduan yang kuat. Lihat saja ornamen berbentuk kotak pada dinding dan pintu rumah.

Tentu saja keuntungan ini tidak akan menjadi optimal bila Ozu tidak dengan sadar memanfaatkannya. Secara simetris, seringkali dihitungnya grafis tiap shot yang akan disambung, sehingga bila shot pertama elemen visualnya menutupi kiri-kanan bagian frame, maka dia akan menyambungnya dengan komposisi yang nyaris sama.
Namun Ozu juga dapat melakukan penyambungan gerak dari orang yang berbeda namun dia mengatur dari posisi duduk, foreground serta background-nya serupa, sehingga ketika disambung penonton akan merasakan aliran (flowing) yang halus.

2. Match On Action

Ketika membicarakan tentang flowing (aliran) dalam editing, dengan dibantu oleh unsur-unsur grafis di dalamnya, Ozu melakukan penyambungan match on action / match on cut dengan memiliki tingkat presisi yang tinggi, sehingga penonton tidak lagi peduli dengan discontinuity spatial (ketidaksinambungan ruang) saat dia melanggar Kaidah 180o atau garis imajiner. Hal ini juga yang membuat film-filmnya terasa mengalir tanpa ada gangguan apa-apa.

Published by Kusen Dony Hermansyah

amateur filmmaker, amateur photographer and part-time poet

Leave a comment