Bagian II Sejarah Editing Film : Jean-Luc Godard (Spatial, Temporal & Graphical Discontinuity)

Sebenarnya Godard bukanlah orang pertama yang menggunakan metode editing jump cut, yaitu sebuah menyambungan dua shot atau lebih, di mana angle dan type of shot sama. Pada masa Brighton School, James Williamson dalam An Interesting Story telah menggunakannya namun untuk tipuan kamera saja, yaitu ketika adegan tokoh terlindas streamroller, sesaat sebelum terlindas dia menggantinya dengan boneka dan mengganti orang lagi setelah dipompa oleh orang yang lewat. Pada waktu yang hampir bersamaan, Melies juga telah menggunakannya namun mirip dengan dengan Williamson, dia hanya memakainya sebagai pengganti tipuan sulapnya.

Bedanya denga kedua pendahulunya, Godard justru menggunakannya dengan cerdas walaupun apa yang dilakukannya merupakan respon dari film-film yang disebut sebagai cinema du papa (cinema orang tua). Godard merasa lelah dengan kaidah-kaidah yang ketat yang diterpkan di dalam film-film Perancis pada masa itu, sehingga dia mencoba untuk menabrak ketentuan tersebut. Salah satunya adalah match on action atau match on cut yang seolah-olah sudah menjadi alamiah. Caranya tentu saja dengan men-jump cut penyambungan di seluruh filmnya, Breathless (À Bout De Souffle). Tentu saja secara ruang, waktu dan grafis, film tersebut terasa melompat-lompat, namun suara yang dihadirkan oleh Godard tidak terinterupsi sama sekali.

Dalam filmnya yang lain Crazy Pete (Pierrot Le Fou), Godard justru menyambung shot sebuah kejadian linear dengan menyusunnya tidak sesuai urutan sehingga sepintas penonton seperti dipermainkan dalam ruang dan waktu.

Published by Kusen Dony Hermansyah

amateur filmmaker, amateur photographer and part-time poet

Leave a comment